Translate

Jumat, 24 Januari 2014

LITTLE NOTE FROM BADUY




Beribu pengalaman yang saya alami, ini adalah yang paling berkesan.....................................sejauh ini. Bermalam di Baduy, hal pertama yang terbayang tentu kesulitan. Sulit men-charge Hp karena tidak ada listrik, sulit menonton Obsesi dan Insert karena tidak ada televisi, sulit BAB karena tidak ada yang menjual Vegeta dll.
            Tapi pada kenyataanya tidak sepenuhnya itu benar. Memang kami kesulitan di sini namun tidak sesulit yang dibayangkan. Masyarakat Baduy sangat menghormati tamu, mereka ramah kepada kami, mereka mencoba memberi rasa nyaman yang terbatas pada kami dan mereka sungguh behrasil. Menikmati bermalam di rumah tanpa jendela,  tidur hanya diatas berpuluh bilah bambu, sungguh sebuah sensasi yang sulit diungkapkan.
            Mereka bukanlah masyarakat yang terbelakang, mereka hanya terus tunduk pada adat, leluhurlah tumpuan mereka. Hidup mereka bukanlah sebuah kesulitan namun hanya sebuah kesederhanaan. Kini manusia modern didera kebingungan membedakan antara kesengsaraan dengan kesederhanaan, ya benar... manusia modern terlalu tamak dan selalu selalu dan selalu merasa kurang puas.
            Sepulang dari baduy ada sebuah faham yang tersangkut di pikiran saya. Masyarakat Baduy merefleksikan sebuah kehidupan yang statis, anda tidak perlu mempunyai mobil mewah jika anda ingin dianggap sebagai orang sukses, anda tidak perlu menimbulkan pertumpahan darah untuk membalaskan sebuah dendam. Anda hanya perlu bersyukur atas semua ini, fisik ini, harta yang hanya segini. Jangan terlalu banyak mengeluh, berpikir dengan jernih, dan mengendalikan emosi juga nafsu........mungkin itulah yang mereka tunjukan...Suatu saat nanti saya akan kembali ke sana....Semoga.....Bravo Baduy!
Panjang teu meunang dipotong, Pondok teu meunang disambung, Nu enya kedah dienyakeun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar